Validasi form adalah salah satu fondasi penting dalam pengembangan web modern. Hampir semua situs yang melibatkan interaksi pengguna—mulai dari pendaftaran akun, login, komentar, hingga transaksi—menggunakan form sebagai pintu masuk data. Karena itu, memastikan bahwa data yang masuk benar, aman, dan sesuai aturan menjadi tugas utama form validation, terutama dengan JavaScript.
Daftar isi
Baca juga: Tutorial Event JavaScript: onclick, onsubmit, addEventListener
Apa Itu Form Validation?
Form validation adalah proses untuk memeriksa apakah data yang dimasukkan ke dalam form sudah sesuai dengan aturan yang ditentukan, misalnya:
- Email harus berformat benar
- Password harus memiliki minimal 8 karakter
- Input tidak boleh kosong
- Hanya angka yang boleh dimasukkan
- Teks tidak boleh mengandung karakter berbahaya
Validasi dapat dilakukan sebelum form dikirim (client-side) maupun setelah sampai di server (server-side).
Dalam konteks JavaScript, validasi dilakukan di sisi browser, sehingga pengguna mendapatkan feedback secara langsung tanpa perlu reload halaman.
1. Kenapa Validasi Sangat Penting?
Validasi form bukan hanya soal estetika atau kenyamanan pengguna—validasi memiliki fungsi besar untuk keamanan data dan kualitas input.
Beberapa alasan kenapa validasi wajib dilakukan:
Mencegah Data yang Salah atau Tidak Lengkap
Tanpa validasi, pengguna bisa mengirim:
- Email yang tidak valid
- Nomor telepon kosong
- Password terlalu pendek
- Karakter-karakter aneh yang mengacaukan sistem
Meningkatkan User Experience (UX)
Dengan validasi real-time, pengguna tahu kesalahan mereka sejak mengetik, tanpa harus submit dulu.
Melindungi Keamanan Aplikasi
Validasi membantu mencegah:
- Script injection (XSS)
- Input berbahaya
- Spam
- Submit otomatis
Menghemat Beban Server
Karena kesalahan ditangkap di sisi browser, server tidak perlu mengolah request yang tidak valid.
2. Peran JavaScript dalam Validasi Modern
JavaScript adalah bahasa utama di browser, sehingga menjadi alat paling fleksibel untuk validasi form.
Dengan JavaScript, pengembang dapat membuat validasi yang:
Dinamis
Memberikan feedback langsung tanpa reload halaman.
Kustomisasi Pesan Error
Setiap input dapat memiliki pesan error yang berbeda sesuai kebutuhan aplikasi.
Kondisi Validasi yang Kompleks
Misalnya:
- Validasi password yang mencakup angka, huruf besar, simbol
- Validasi tanggal lahir minimal 18 tahun
- Validasi username unik (menggunakan API)
Real-Time Validation
Menggunakan event seperti input, keyup, atau change.
JavaScript memberi fleksibilitas di mana HTML5 validation tidak mampu memenuhi kebutuhan aplikasi skala besar.
3. Bedanya Validasi Front-End (JavaScript) vs Back-End
Validasi harus dilakukan dua lapis, yaitu di browser dan di server. Keduanya punya peran berbeda.
| Jenis Validasi | Dilakukan Di | Fungsi Utama | Keunggulan |
|---|---|---|---|
| Front-End (JavaScript) | Browser | Memeriksa input sebelum dikirim | Cepat, interaktif, real-time |
| Back-End (PHP, Node.js, Python, dll.) | Server | Memastikan keamanan dan konsistensi data | Tidak bisa dilewati pengguna |
Front-End Validation (JavaScript)
Digunakan untuk:
- Mengecek input kosong
- Format email salah
- Password terlalu pendek
- Nomor bukan angka
Namun tidak cukup untuk keamanan.
Back-End Validation
Perlu untuk:
- Mencegah manipulasi form
- Mencegah hacking
- Memvalidasi ulang semua input
- Memastikan data konsisten sebelum disimpan ke database
Kesimpulan penting:
Validasi JavaScript memberikan kenyamanan pengguna, tapi validasi server memberikan keamanan.
Jenis-Jenis Validasi Form
Dalam membuat sistem form yang baik, kamu perlu memahami berbagai jenis validasi yang umum digunakan. Setiap form biasanya punya aturan berbeda tergantung kebutuhan, sehingga penting mengetahui jenis validasi mana yang harus diterapkan. Pada bagian ini, kita akan membahas validasi dasar hingga yang sering dipakai dalam aplikasi nyata seperti validasi email, password, angka, dan tanggal.
1. Validasi Required (Input Tidak Boleh Kosong)
Validasi “required” adalah validasi paling dasar dalam form. Tujuannya memastikan bahwa pengguna tidak mengirim form dengan data kosong. Form tanpa data valid akan menyebabkan error atau data tidak berguna di server.
Contoh Kasus:
- Nama tidak boleh kosong
- Email wajib diisi
- Password harus ada
Contoh JavaScript:
<!DOCTYPE html>
<html lang="en">
<head>
<meta charset="UTF-8">
<meta name="viewport" content="width=device-width, initial-scale=1.0">
<title>Form Validation dengan JavaScript</title>
</head>
<body>
<form id="regForm" onsubmit="return validateRequired()">
<input type="text" id="name" placeholder="Nama">
<button type="submit">Daftar</button>
</form>
<script>
function validateRequired() {
const name = document.getElementById("name").value;
if (name.trim() === "") {
alert("Nama wajib diisi!");
return false;
}
alert('Nama berhasil divalidasi');
return false;
}
</script>
</body>
</html>Code language: HTML, XML (xml)
Validasi required biasanya menjadi langkah pertama sebelum form bisa diproses lebih jauh.
2. Validasi Panjang Teks (Min & Max Length)
Beberapa input membutuhkan batasan panjang tertentu, misalnya:
- Username minimal 4 karakter
- Password minimal 8 karakter
- Pesan maksimal 200 karakter
Ini penting agar data konsisten dan tidak merusak layout atau sistem penyimpanan.
Contoh JavaScript:
<!DOCTYPE html>
<html lang="en">
<head>
<meta charset="UTF-8">
<meta name="viewport" content="width=device-width, initial-scale=1.0">
<title>Form Validation dengan JavaScript</title>
</head>
<body>
<form id="regForm" onsubmit="return validateLength()">
<input type="text" id="username" placeholder="Username">
<button type="submit">Daftar</button>
</form>
<script>
function validateLength() {
const username = document.getElementById("username").value;
if (username.length < 4) {
alert("Username harus minimal 4 karakter!");
return false;
}
if (username.length > 20) {
alert("Username tidak boleh lebih dari 20 karakter!");
return false;
}
alert('Username berhasil divalidasi');
return false;
}
</script>
</body>
</html>Code language: HTML, XML (xml)
3. Validasi Pola (Regex / Regular Expression)
Regex adalah teknik paling fleksibel untuk memeriksa apakah input sesuai pola tertentu. Regex sangat kuat dan digunakan untuk format data seperti:
- Nomor telepon
- Hanya huruf
- Hanya angka
- Format tertentu (misal: kode pos, username)
Contoh Regex Sederhana:
Hanya huruf & spasi:
/^[A-Za-z\s]+$/
Contoh JavaScript:
<!DOCTYPE html>
<html lang="en">
<head>
<meta charset="UTF-8">
<meta name="viewport" content="width=device-width, initial-scale=1.0">
<title>Regex Form Validation</title>
</head>
<body>
<form id="regForm" onsubmit="return validatePattern()">
<input type="email" id="email" placeholder="Email">
<input type="text" id="fullname" placeholder="Nama Lengkap">
<button type="submit">Daftar</button>
</form>
<script>
function validatePattern() {
const fullname = document.getElementById("fullname").value;
const pattern = /^[A-Za-z\s]+$/;
if (!pattern.test(fullname)) {
alert("Nama hanya boleh berisi huruf dan spasi!");
return false;
}
alert('Nama berhasil divalidasi');
return false; // atau true jika ingin form benar-benar submit
}
</script>
</body>
</html>Code language: HTML, XML (xml)
Regex adalah fondasi penting dalam validasi modern, terutama untuk form kompleks.
4. Validasi Email
Validasi email adalah salah satu validasi paling penting dalam aplikasi apa pun—mulai dari form login, register, hingga newsletter.
Contoh Regex Valid Email:
/^[^\s@]+@[^\s@]+\.[^\s@]+$/
Contoh JavaScript:
<!DOCTYPE html>
<html lang="en">
<head>
<meta charset="UTF-8">
<meta name="viewport" content="width=device-width, initial-scale=1.0">
<title>Form Validation dengan JavaScript</title>
</head>
<body>
<form id="regForm" onsubmit="return validateEmail()">
<input type="text" id="name" placeholder="Nama">
<input type="email" id="email" placeholder="Email">
<button type="submit">Daftar</button>
</form>
<script>
function validateEmail() {
const email = document.getElementById("email").value;
const emailPattern = /^[^\s@]+@[^\s@]+\.[^\s@]+$/;
if (!emailPattern.test(email)) {
alert("Format email tidak valid!");
return false;
}
alert('Email berhasil divalidasi');
return false;
}
</script>
</body>
</html>Code language: HTML, XML (xml)
Regex email tidak harus kompleks; yang penting memastikan struktur dasar email benar.
5. Validasi Password (Kekuatan & Struktur)
Validasi password jauh lebih kompleks dan biasanya memiliki aturan seperti:
- Minimal 8 karakter
- Mengandung huruf besar
- Mengandung angka
- Mengandung simbol
- Tidak boleh ada spasi
Contoh Regex Password Kuat:
/^(?=.*[A-Z])(?=.*\d)(?=.*[@#$%^&+=!]).{8,}$/Code language: PHP (php)
Contoh kode validasi password:
<!DOCTYPE html>
<html lang="en">
<head>
<meta charset="UTF-8">
<meta name="viewport" content="width=device-width, initial-scale=1.0">
<title>Form Validation dengan JavaScript</title>
</head>
<body>
<form id="regForm" onsubmit="return validatePassword()">
<input type="password" id="password" placeholder="Password">
<button type="submit">Validasi</button>
</form>
<script>
function validatePassword() {
const password = document.getElementById("password").value;
const strongPass = /^(?=.*[A-Z])(?=.*\d)(?=.*[^A-Za-z0-9]).{8,}$/;
if (!strongPass.test(password)) {
alert("Password harus minimal 8 karakter, ada huruf besar, angka, dan simbol!");
return false;
}
alert("Password berhasil divalidasi");
return false;
}
</script>
</body>
</html>Code language: HTML, XML (xml)
Password yang tidak kuat membuat aplikasi rentan terhadap serangan.
6. Validasi Angka, Tanggal, dan Pilihan (Select/Dropdown)
Beberapa tipe data khusus seperti angka dan tanggal memiliki aturan validasinya sendiri.
Validasi Angka (Number)
Pastikan input:
- Hanya angka
- Dalam rentang tertentu
- Tidak negatif
Contoh:
function validateNumber() {
const age = document.getElementById("age").value;
if (isNaN(age) || age <= 0) {
alert("Usia harus berupa angka dan lebih dari 0!");
return false;
}
return true;
}Code language: JavaScript (javascript)
Validasi Tanggal
Validasi tanggal diperlukan untuk:
- Tanggal lahir minimal 18 tahun
- Tanggal event tidak boleh sebelum hari ini
function validateDate() {
const date = new Date(document.getElementById("birthdate").value);
const today = new Date();
if (date >= today) {
alert("Tanggal lahir tidak valid!");
return false;
}
return true;
}Code language: JavaScript (javascript)
Validasi Dropdown / Select
Pengguna sering lupa memilih opsi di dropdown—validasi diperlukan untuk memastikan pilihan tidak default.
function validateSelect() {
const gender = document.getElementById("gender").value;
if (gender === "") {
alert("Pilih jenis kelamin terlebih dahulu!");
return false;
}
return true;
}Code language: JavaScript (javascript)
Bagian ini memberikan dasar semua jenis validasi yang akan kita terapkan pada bagian-bagian berikutnya.
HTML5 Form Validation vs JavaScript Validation
Validasi form di web modern tidak selalu harus langsung memakai JavaScript. Kita sebenarnya sudah dibekali fitur bawaan dari HTML5 yang cukup lengkap. Namun tentu saja, ada batasan tertentu yang membuat JavaScript tetap menjadi pilihan utama untuk kebutuhan validasi yang lebih kompleks dan fleksibel.
Pada bagian ini kita akan membahas perbedaan, kelebihan, kekurangan, serta kapan waktu yang tepat menggunakan masing-masing pendekatan.
1. Fitur Bawaan HTML5 untuk Validasi Form
HTML5 menyediakan beberapa atribut untuk membantu validasi tanpa perlu menulis satu baris JavaScript pun. Beberapa fitur bawaan tersebut meliputi:
required
Menandai input agar wajib diisi.minlengthdanmaxlength
Membatasi panjang teks yang boleh dimasukkan pengguna.pattern
Memvalidasi input berdasarkan pola (regex sederhana).type
Tipe input tertentu otomatis memiliki validasi bawaan:type="email"→ cek format emailtype="number"→ cek apakah angka validtype="url"→ cek format URLtype="date"→ format tanggal validtype="tel"→ nomor telepon (tanpa validasi bawaan, tapi tetap membantu input)
Pesan error otomatis (default browser message)
Browser akan menampilkan pesan error tanpa perlu skrip tambahan.
Contoh sederhana:
<!DOCTYPE html>
<html lang="en">
<head>
<meta charset="UTF-8">
<meta name="viewport" content="width=device-width, initial-scale=1.0">
<title>HTML5 Form Validation</title>
</head>
<body>
<form>
<input type="email" required>
<button type="submit">Kirim</button>
</form>
</body>
</html>Code language: HTML, XML (xml)
Contoh sederhana: Browser otomatis akan menolak submit jika format email salah.
Keunggulan HTML5 Validation
- Mudah digunakan, tidak butuh JavaScript sama sekali.
- Sudah otomatis di-handle oleh browser.
- Efisien untuk form sederhana.
- Hemat waktu untuk validasi dasar.
2. Keterbatasan Validasi HTML5
Walaupun praktis, HTML5 juga memiliki limitasi yang membuatnya tidak selalu cukup untuk kebutuhan proyek modern.
Pesan error bawaan tidak fleksibel
Setiap browser menampilkan pesan yang berbeda-beda dan sulit diseragamkan.Custom rule sangat terbatas
Atribut seperti pattern hanya menerima regex dasar, dan tidak bisa membuat logika conditional yang kompleks.Sulit membuat real-time validation
HTML5 hanya memvalidasi ketika form di-submit, bukan saat user mengetik (kecuali dikombinasikan dengan JS).Tidak bisa memvalidasi via server
Misalnya untuk cek:- Username sudah digunakan atau belum
- Validasi dengan database
- Cek token atau keamanan input lain
- Tidak bisa menambahkan UI interaktif
Ini hanya bisa dilakukan dengan JavaScript.
3. Kapan Harus Menggunakan JavaScript Validation?
Gunakan JavaScript ketika:
Membutuhkan validasi real-time
Misalnya langsung menampilkan “password terlalu lemah” saat user mengetik.Butuh kontrol penuh terhadap pesan error
Contoh: menampilkan pesan error yang lebih ramah atau sesuai desain.Ingin membuat validasi yang kompleks
Misalnya:- Password harus memiliki huruf besar, simbol, angka, dan minimal 8 karakter
- Mencocokkan password dengan konfirmasi password
- Validasi format nomor telepon internasional
- Validasi input berdasarkan pilihan sebelumnya
Perlu interaksi UI
JavaScript memungkinkan:- Highlight elemen error
- Tooltip error
- Icon valid/invalid
- Men-disable tombol submit sampai valid
Perlu logika dinamis
Contoh:- Field tertentu hanya muncul jika pilihan lain dipilih
- Aturan validasi berubah berdasarkan input user
Contoh Perbandingan HTML5 vs JavaScript
HTML5 Validation
<form>
<input type="email" required>
<input type="password" minlength="8" required>
<button type="submit">Daftar</button>
</form>Code language: HTML, XML (xml)
Kelebihan: mudah
Kekurangan: tidak bisa membuat logika validasi mendalam
JavaScript Validation
<form id="registerForm">
<input type="email" id="email">
<input type="password" id="password">
<button type="submit">Daftar</button>
</form>
<script>
document.getElementById("registerForm").addEventListener("submit", function (e) {
let email = document.getElementById("email").value;
let pass = document.getElementById("password").value;
let emailPattern = /^[^\s@]+@[^\s@]+\.[^\s@]+$/;
if (!emailPattern.test(email)) {
alert("Format email tidak valid!");
e.preventDefault();
return;
}
if (pass.length < 8) {
alert("Password minimal 8 karakter!");
e.preventDefault();
return;
}
alert("Valid!");
});
</script>Code language: HTML, XML (xml)
Kelebihan:
- Pesan error bisa dibuat custom
- Bisa ditambahkan UI atau animasi
- Bisa melakukan validasi lebih kompleks
HTML5 validation sangat cocok untuk form sederhana dan cepat. Namun untuk kebutuhan proyek web modern yang memiliki aturan validasi khusus, UI interaktif, dan pesan error yang fleksibel, JavaScript masih menjadi solusi terbaik.
Dasar Validasi Form dengan JavaScript
Validasi form dengan JavaScript memiliki pola dasar yang hampir selalu dipakai di berbagai proyek web. Baik pada form login, form pendaftaran, checkout, maupun input sederhana seperti kontak atau komentar, semuanya dimulai dari empat konsep inti:
- Menangani event onsubmit
- Mencegah form dikirim sebelum valid
- Mengambil nilai input
- Menampilkan pesan error yang jelas
Jika keempat konsep ini dipahami dengan baik, kamu bisa membangun validasi dari yang paling sederhana sampai yang kompleks.
Di bagian ini kita akan mempelajari pondasi utamanya.
1. Event onsubmit — Titik Masuk Validasi
Event onsubmit adalah event yang dipicu ketika pengguna menekan tombol “submit” pada form. JavaScript dapat “menyadap” event ini untuk memeriksa apakah data valid sebelum form dikirim ke server.
Ada dua cara umum menggunakan event ini:
Inline (langsung pada tag HTML)
<form onsubmit="return validateForm()">
<input type="text" id="username">
<button type="submit">Kirim</button>
</form>
<script>
function validateForm() {
console.log("Form disubmit");
return false;
}
</script>Code language: HTML, XML (xml)
Namun metode inline kurang direkomendasikan karena:
- Mencampur HTML dan logika JS
- Sulit di-maintain
- Tidak scalable untuk form besar
Menggunakan Event Listener (cara modern & direkomendasikan)
<form id="myForm">
<input type="text" id="username">
<button type="submit">Kirim</button>
</form>
<script>
const form = document.getElementById("myForm");
form.addEventListener("submit", function (event) {
console.log("Submit terdeteksi!");
});
</script>Code language: HTML, XML (xml)
Metode ini bersih, terstruktur, dan sesuai praktik modern.
2. Preventing Form Submit — Mencegah Form Dikirim
Pada hampir semua validasi form, kita tidak ingin form langsung terkirim jika ada input yang salah. Di JavaScript, ini dilakukan dengan:
event.preventDefault()
Fungsi ini menghentikan proses submit sehingga halaman tidak reload dan data tidak terkirim.
Contoh:
<form id="loginForm">
<input type="text" id="username">
<button type="submit">Login</button>
</form>
<script>
document.getElementById("loginForm").addEventListener("submit", function (e) {
e.preventDefault(); // cegah submit dulu
console.log("Form dihentikan untuk validasi!");
});
</script>Code language: HTML, XML (xml)
Dengan ini, kamu bisa memeriksa input terlebih dahulu sebelum mengizinkan form dikirim.
3. Mengambil Nilai Input
Setelah mencegah submit, langkah berikutnya adalah mengambil nilai dari input form.
Cara paling umum:
Pakai document.getElementById()
let username = document.getElementById("username").value;Code language: JavaScript (javascript)
Kedua cara ini valid, tetapi querySelector() lebih fleksibel karena mendukung seluruh selector CSS.
Contoh lengkap:
<form id="formExample">
<input type="text" id="username">
<input type="email" id="email">
<button type="submit">Kirim</button>
</form>
<script>
document.getElementById("formExample").addEventListener("submit", function (e) {
e.preventDefault();
let username = document.getElementById("username").value;
let email = document.getElementById("email").value;
console.log(username, email);
});
</script>Code language: HTML, XML (xml)
4. Menampilkan Pesan Error
Validasi tidak lengkap tanpa menampilkan pesan error yang jelas kepada pengguna. Ada tiga pendekatan populer:
Menampilkan pesan di bawah input
Buat elemen yang akan diisi pesan:
<input type="text" id="username">
<small id="usernameError" class="error"></small>Code language: HTML, XML (xml)
JavaScript
document.getElementById("usernameError").textContent = "Username tidak boleh kosong!";Code language: JavaScript (javascript)
Menampilkan error menggunakan alert() (cara lama, tidak direkomendasikan)
alert("Email tidak valid!");Code language: JavaScript (javascript)
Kekurangan:
- Tidak ramah UI
- Mengganggu pengalaman pengguna
Menambahkan class error (untuk styling CSS)
CSS:
.error-border {
border: 2px solid red;
}Code language: CSS (css)
JavaScript:
document.getElementById("username").classList.add("error-border");Code language: JavaScript (javascript)
Metode ini sangat efektif jika dikombinasikan dengan pesan error di bawah input.
Contoh: Implementasi Dasar Validasi
Berikut contoh implementasi dasar validasi form lengkap.
<!DOCTYPE html>
<html lang="en">
<head>
<meta charset="UTF-8">
<meta name="viewport" content="width=device-width, initial-scale=1.0">
<title>HTML5 Form Validation</title>
</head>
<body>
<form id="basicForm">
<input type="text" id="name">
<small id="errorName" class="error"></small>
<button type="submit">Kirim</button>
</form>
<script>
const form = document.getElementById("basicForm");
form.addEventListener("submit", function (e) {
e.preventDefault();
let name = document.getElementById("name").value;
let errorField = document.getElementById("errorName");
if (name.trim() === "") {
errorField.textContent = "Nama wajib diisi!";
return;
}
errorField.textContent = "";
alert("Form valid!");
});
</script>
</body>
</html>Code language: HTML, XML (xml)
Pada contoh di atas:
- Submit dicegah dulu
- Nilai diambil
- Data dicek
- Pesan error ditampilkan bila salah
Ini adalah pola dasar validasi manual dengan JavaScript.
Validasi Email dengan Regex (Pemeriksaan Format Email dengan JavaScript)
Validasi email adalah salah satu bagian paling penting dalam form validation JavaScript. Hampir semua form — seperti login, register, newsletter, komentar, checkout, hingga recovery password — membutuhkan validasi email yang benar. Validasi email tidak bisa hanya mengandalkan HTML5 karena sering kali formatnya masih longgar. Di sinilah regex untuk validasi email JavaScript menjadi sangat berguna.
Pada bagian ini kita akan membahas:
- Regex email yang aman dan umum digunakan
- Cara mengecek format email
- Contoh validasi email secara real-time
- Studi kasus login & register
- Best practice agar validasi email tetap aman
1. Regex Email yang Aman untuk Validasi Form JavaScript
Regex sangat penting dalam validasi input form JavaScript, terutama untuk memeriksa apakah input email memiliki struktur yang valid. Namun perlu dipahami bahwa tidak ada regex email yang benar-benar sempurna, karena standar email (RFC 5322) sangat kompleks. Yang kita butuhkan adalah regex yang aman, ringan, dan realistis untuk kebutuhan web modern.
Regex email ringan dan aman (direkomendasikan)
const emailRegex = /^[^\s@]+@[^\s@]+\.[^\s@]+$/;Code language: JavaScript (javascript)
Mengapa regex ini direkomendasikan?
- Cukup ketat untuk mencegah format salah
- Tidak terlalu kompleks hingga menghambat performa
- Cocok untuk login, register, dan validasi umum
- Digunakan oleh banyak developer karena stabil
Regex yang lebih ketat
const strictEmailRegex = /^[a-zA-Z0-9._%+-]+@[a-zA-Z0-9.-]+\.[a-zA-Z]{2,}$/;Code language: JavaScript (javascript)
Regex ini:
- Memastikan domain hanya huruf
- Memastikan nama domain dan ekstensi valid
- Miminimalisasi email spammy atau tidak standar
Namun, jangan gunakan regex yang terlalu ekstrem atau panjang hingga sulit diproses, terutama pada form real-time.
2. Cara Cek Format Email dengan JavaScript
Setelah memiliki regex, proses pengecekannya sangat sederhana:
function validateEmail(email) {
const emailRegex = /^[^\s@]+@[^\s@]+\.[^\s@]+$/;
return emailRegex.test(email);
}Code language: JavaScript (javascript)
Contoh pemakaian:
let email = document.getElementById("email").value;
if (!validateEmail(email)) {
console.log("Email tidak valid!");
}Code language: JavaScript (javascript)
Prinsipnya:
- Ambil nilai email
- Cek dengan
.test() - Beri feedback ke pengguna
3. Contoh Validasi Email Real-time (Saat User Mengetik)
Real-time validation sangat populer dalam UI modern karena memberikan pengalaman terbaik. Ketika pengguna mengetik email, langsung ditampilkan pesan apakah email valid atau tidak.
Contoh real-time validation:
<input type="email" id="email">
<small id="emailError"></small>
<script>
const emailInput = document.getElementById("email");
const emailError = document.getElementById("emailError");
const emailRegex = /^[^\s@]+@[^\s@]+\.[^\s@]+$/;
emailInput.addEventListener("input", function () {
if (emailInput.value.trim() === "") {
emailError.textContent = "";
return;
}
if (!emailRegex.test(emailInput.value)) {
emailError.textContent = "Format email tidak valid!";
emailError.style.color = "red";
} else {
emailError.textContent = "Email valid ✓";
emailError.style.color = "green";
}
});
</script>Code language: HTML, XML (xml)
Keunggulan real-time validation:
- Mempercepat pengguna memperbaiki kesalahan
- Meningkatkan konversi pada form register/login
- Mengurangi error saat form disubmit
- Memberikan pengalaman profesional
4. Studi Kasus Validasi Email pada Form Login
Pada login, validasi email biasanya minimalis: cukup cek format email sudah benar dan field tidak kosong.
Contoh validasi untuk login:
<form id="loginForm">
<input type="email" id="loginEmail" placeholder="Email">
<small id="loginEmailError"></small>
<button type="submit">Login</button>
</form>
<script>
const formLogin = document.getElementById("loginForm");
const emailRegex = /^[^\s@]+@[^\s@]+\.[^\s@]+$/;
formLogin.addEventListener("submit", function (e) {
e.preventDefault();
let email = document.getElementById("loginEmail").value;
let error = document.getElementById("loginEmailError");
if (email.trim() === "") {
error.textContent = "Email wajib diisi!";
return;
}
if (!emailRegex.test(email)) {
error.textContent = "Format email salah!";
return;
}
error.textContent = "";
alert("Login sukses! Data siap dikirim.");
});
</script>Code language: HTML, XML (xml)
5. Studi Kasus Validasi Email pada Form Register
Pada form register, validasi email biasanya lebih ketat dan dilengkapi pengecekan tambahan seperti:
- Email harus valid
- Email belum dipakai
- Email mengandung domain yang diizinkan
- Format email sesuai perusahaan atau instansi (jika diperlukan)
Contoh validasi register sederhana:
<form id="registerForm">
<input type="email" id="regEmail" placeholder="Email">
<small id="regEmailError"></small>
<button type="submit">Daftar</button>
</form>
<script>
const formReg = document.getElementById("registerForm");
const emailRegex = /^[a-zA-Z0-9._%+-]+@[a-zA-Z0-9.-]+\.[a-zA-Z]{2,}$/;
formReg.addEventListener("submit", function (e) {
e.preventDefault();
let email = document.getElementById("regEmail").value;
let error = document.getElementById("regEmailError");
if (email.trim() === "") {
error.textContent = "Email wajib diisi!";
return;
}
if (!emailRegex.test(email)) {
error.textContent = "Email tidak sesuai format!";
return;
}
error.textContent = "";
alert("Register berhasil! Email valid.");
});
</script>Code language: HTML, XML (xml)
6. Best Practice Validasi Email dengan JavaScript
Untuk memastikan validasi email aman dan optimal, ikuti best practice berikut:
Jangan gunakan regex terlalu kompleks
Regex super panjang tidak menjamin keamanan.
Selalu kombinasikan dengan validasi Back-End
Validasi JavaScript dapat dibypass dengan DevTools.
Berikan pesan error yang ramah
Contoh pesan yang jelas:
Format email tidak valid. Gunakan format seperti nama@domain.com.
Gunakan real-time validation pada form penting
Seperti login, register, checkout.
Sanitasi input (hilangkan spasi dan karakter tak perlu)
Gunakan:
email = email.trim().toLowerCase();
Dengan begitu maka email akan lebih safety dan juga mengurangi kesalahan dalam penulisan.
Validasi Password JavaScript
Validasi password adalah salah satu bagian paling penting dalam form validation JavaScript, terutama pada halaman register, login, reset password, atau perubahan password. Password yang lemah dapat memicu masalah keamanan seperti pembobolan akun, brute force, dan pencurian data. Karena itu, dalam validasi form modern, password wajib diperiksa dengan beberapa aturan seperti panjang minimal, kombinasi karakter, hingga kecocokan antara password dan konfirmasi password (password match).
Di bagian ini kita akan membahas:
- Panjang minimal password
- Syarat ada karakter khusus
- Syarat ada angka
- Validasi password match
- Contoh kasus pada register form
1. Minimal Panjang Password
Aturan yang paling dasar adalah minimal jumlah karakter. Biasanya:
- 8 karakter → standar umum
- 10–12 karakter → lebih aman
- 6 karakter → terlalu lemah
Contoh dasar validasinya:
if (password.length < 8) {
error.textContent = "Password minimal 8 karakter!";
}Code language: HTML, XML (xml)
Mengapa panjang minimal penting?
- Mencegah brute-force sederhana
- Meningkatkan kombinasi kemungkinan
- Meningkatkan kekuatan keamanan
2. Password Harus Mengandung Karakter Khusus
Karakter khusus seperti @, #, $, %, !, * sangat penting untuk meningkatkan kerumitan password.
Regex dasar karakter khusus:
const specialCharRegex = /[!@#$%^&*(),.?":{}|<>]/;Code language: JavaScript (javascript)
Cara cek:
if (!specialCharRegex.test(password)) {
error.textContent = "Password harus mengandung minimal 1 karakter khusus.";
}Code language: JavaScript (javascript)
Manfaatnya:
- Membuat password lebih unik
- Menyulitkan serangan brute-force
- Memberikan perlindungan tambahan
3. Password Harus Mengandung Angka
Sebagian pengguna membuat password yang terlalu sederhana seperti “abcdefg”, “password”, atau “sayauser”. Dengan menambahkan syarat angka, password menjadi lebih kuat.
Regex angka:
const numberRegex = /[0-9]/;Code language: JavaScript (javascript)
Cara cek:
if (!numberRegex.test(password)) {
error.textContent = "Password harus mengandung minimal 1 angka.";
}Code language: JavaScript (javascript)
4. Validasi “Password Match” (Cocok dengan Konfirmasi Password)
Saat registrasi, selalu ada field:
- Password
- Konfirmasi Password
Validasi ini mencegah input yang salah karena typo atau ketidaksengajaan.
Cara cek:
let password = document.getElementById("password").value;
let confirmPassword = document.getElementById("confirmPassword").value;
let confirmError = document.getElementById("confirmError");
if (password !== confirmPassword) {
confirmError.textContent = "Password tidak sama!";
}Code language: JavaScript (javascript)
Ini penting untuk:
- Mengurangi kesalahan input
- Memvalidasi kesesuaian sebelum data dikirim
- Meningkatkan pengalaman pengguna
5. Contoh Kasus: Validasi Password pada Register Form
Berikut contoh validasi password lengkap untuk kebutuhan form register. Contoh ini memadukan semua konsep: panjang minimal, karakter khusus, angka, dan password match.
Contoh kode HTML:
<form id="registerForm">
<input type="password" id="password" placeholder="Password">
<small id="passwordError"></small>
<input type="password" id="confirmPassword" placeholder="Konfirmasi Password">
<small id="confirmError"></small>
<button type="submit">Daftar</button>
</form>Code language: HTML, XML (xml)
Contoh kode JavaScript:
document.getElementById("registerForm").addEventListener("submit", function (e) {
e.preventDefault();
let password = document.getElementById("password").value;
let confirmPassword = document.getElementById("confirmPassword").value;
let passwordError = document.getElementById("passwordError");
let confirmError = document.getElementById("confirmError");
passwordError.textContent = "";
confirmError.textContent = "";
const specialCharRegex = /[!@#$%^&*(),.?":{}|<>]/;
const numberRegex = /[0-9]/;
if (password.length < 8) {
passwordError.textContent = "Password minimal 8 karakter!";
return;
}
if (!numberRegex.test(password)) {
passwordError.textContent = "Password harus mengandung angka.";
return;
}
if (!specialCharRegex.test(password)) {
passwordError.textContent = "Password harus mengandung karakter khusus.";
return;
}
if (password !== confirmPassword) {
confirmError.textContent = "Password tidak sama!";
return;
}
alert("Registrasi berhasil! Password valid.");
});Code language: JavaScript (javascript)
Mengapa Validasi Password Penting dalam Form Validation JavaScript?
- Pengguna tidak selalu sadar membuat password lemah
- Developer perlu memaksa standar keamanan minimum
- Keamanan akun sangat bergantung pada kualitas password
- Kombinasi validasi front-end + back-end memberikan perlindungan terbaik
Kesimpulan
Validasi form dengan JavaScript adalah langkah penting untuk memastikan data yang dikirim pengguna benar, aman, dan sesuai kebutuhan. Dengan memanfaatkan teknik seperti pengecekan required, regex, validasi email dan password, developer dapat meningkatkan kualitas data sekaligus melindungi aplikasi dari kesalahan dan potensi serangan.
Menguasai validasi form membuat proses input lebih nyaman bagi pengguna, membantu mencegah error sejak dini, dan memperkuat keamanan aplikasi. Setelah memahami dasar-dasar ini, kamu bisa melanjutkan ke topik lanjutan seperti keamanan input, XSS prevention, dan validasi back-end untuk perlindungan yang lebih lengkap.